Monday 12 November 2012

AKU INGIN KAYA



http://www.lintas.me
Uang memang bukan segalanya.
Tapi dengan uang kita bisa melakukan segalanya.
Aku cukup tercengang dengan pernyataan seorang anak kecil saat aku praktek mengajar di sebuah sekolah yang terpencil. Waktu itu aku bertanya pada setiap murid mengenai cita-cita mereka. Ada yang ingin menjadi dokter, tentara, polisi atau artis. Hanya ada satu orang anak yang sangat berbeda cita-citanya. Dia bernama Gugun.
“ Aku ingin jadi orang kaya “ Gugun berkata dengan mimik serius. Semua teman-temannya tergelak. Tapi anak ceking berpakaian sederhana itu tak bergeming. Dia tak ikut terbahak. Sorot matanya malah bebinar-binar.
“ Mengapa ingin jadi orang kaya ?” Aku bertanya.
“ Karena kalau aku kaya. Aku bisa jadi apa saja. Jadi dokter, jadi tentara, jadi polisi atau jadi apapun “
Aku jadi tak habis pikir. Mengapa anak belia seperti Gugun sudah menjadi ‘matre’ seperti itu. Jawabannya pun segera terhidang dihadapanku.
Gugun merupakan murid yang pakaiannya paling sederhana dikelas. Teman-temannya sering mengacuhkannya karena Gugun bukan teman yang keren untuk diajak bergabung. Begitu pula saat istirahat tiba. Gugun hanya memandang iri saat teman-temannya berlarian ke kantin untuk jajan.
Didalam kelas Gugun termasuk anak yang cerdas kalau saja tak sering bolos hanya untuk membantu orang tuanya bekerja diladang. Dalam pelajaran menggambarpun Gugun terlihat paling bagus gambarnya. Sayang gambarnya selalu hitam putih karena tak pernah mampu membeli potlot gambar atau crayon.
Saat aku berkunjung ke rumahnya karena suatu hal. Gugun terlihat begitu gembira dengan kedatanganku. Katanya baru kali ini ada seorang guru yang mendatangi rumahnya. Gugun bercerita panjang lebar tentang dia dan keluarganya. Tentang cita-citanya ingin menjadi orang kaya.
Kemiskinan memang selalu menjadi awal dari suatu kebodohan. Gugun hanya menatap tak percaya saat aku bilang bahwa uang bukan segala-galanya. Dia tetap keukeuh dengan pandangannya. Bahwa kaya berarti punya banyak uang. Aku sampai kehabisan kata-kata untuk menghentikan keras kepalanya.
Memang tak akan pernah terjadi semua manusia di muka bumi ini menjadi kaya semua. Tapi tentu tak harus terjadi pula keadaan getir dan miris seperti Gugun-Gugun lain yang bertebaran disetiap daerah dipelosok bumi Indonesia tercinta ini.
Gugun perlu mengecap indahnya masa anak-anak sesuai usianya. Dia perlu bermain dengan teman-temannya. Tak perlu merasa rendah diri dan terkucilkan hanya karena dirinya dilahirkan sebagai orang miskin. Karena dia tak pernah minta dilahirkan seperti itu.
Campur tangan pihak-pihak disekeliling Gugun mutlak diperlukan. Tak hanya peran pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan saja. Tapi peran guru dikelas dan pendidikan karakter yang ditanamkan sejak usia dini di sekolah dasar juga sangat diperlukan.
Supaya Gugun tak lagi mendendam pada kehidupan. Agar dia dapat memaknai kehidupannya secara lebih arif. Dia boleh bercita-cita menjadi orang kaya. Tapi tentu lewat perspektif yang lain. Tak melulu soal uang dan isi perut.
Agar di kehidupan dewasanya kelak. Hidupnya tak dipenuhi dengan kehidupan hedonis yang menghalalkan segala cara untuk sebuah kekayaan. Tak akan korupsi dan memanipulasi untuk menumpuk kekayaan.
Gugun harus hidup dengan kekayaannya yang lain. Yaitu kaya akan budi pekerti yang luhur.
Tugas kitalah sebagai orang dewasa untuk membentuk Gugun menjadi manusia yang kaya budi dan pekerti yang luhur. Generasi baru yang jujur dan bersih. Hingga kelak menjadi elemen bangsa yang akan menjadikan Indonesia ini menjadi besar dan disegani di muka bumi.
Itulah aksi yang sesungguhnya untuk Indonesia kita tercinta.

No comments:

Post a Comment