Tuesday 30 October 2012

CILABEKAM


Bermula dari seringnya pulang malam sehabis bekerja tujuh tahun lalu. Aku mengenal Alfamart. Kota kecil kami di Tanjungsari – Sumedang, memang baru dimasuki dua gerai mini market berlainan label. Letak keduanya hanya dipisahkan oleh Mesjid Agung Tanjungsari. Salah satu mini market itu bernama Alfamart.
Meski tidak tampak aroma persaingan untuk menjaring pelanggan, namun aku yakin keduanya terpaksa untuk melakukan hal itu. Aku sendiri sering membandingkan kedua mini market itu. Menimbang-nimbang kelebihan dan kekurangan diantara keduanya.
Akhirnya aku jatuh cinta pada Alfamart. Pertama karena jam tutupnya lebih malam ketimbang mini market saingannya. Hal ini sangat menguntungkanku karena biasanya baru sampai di Tanjungsari sekitar pukul 21.00 dari kantorku di Bandung. Jadi aku masih bisa berbelanja harian yang kecil-kecil. Untuk melengkapi isi lemari es yang isinya sudah berkurang.
Lagian aku sendiri kurang senang berbelanja bulanan seperti yang lain. Kesannya seperti ibu-ibu. Menenteng tas kresek kiri kanan. Risih juga kalau bertemu kenalan dan digodain macam-macam. Maklum di kota kecil seperti ini, masih banyak orang yang suka Keipo pada urusan orang lain. Bisa turun pasaranku sebagai lelaki yang masih lajang, haha….
Kedua, Pelayanan penjaga tokonya yang sedikit lebih ramah dibanding mini market yang lain. Dari pramuniaga sampai kasir selalu memperlakukanku bak seorang raja. Mereka tak segan minta maaf kalau barang yang kubutuhkan stoknya kurang atau tidak ada. Termasuk bila aku meminta barang yang sama seperti yang terpajang di rak, namun kualitas yang terpajang kurang baik. Pramuniaga dengan senang hati mengambilnya dari gudang.
Ketiga, dengan adanya Kartu Aku Alfamartku. Pertama ditawari, aku tak tertarik. Karena waktu itu dompetku sudah penuh dengan beberapa kartu kredit dan kartu member yang lain. Jadi untuk apa menambahnya dengan kartu serupa. Kartu-kartu yang sudah kupunyaipun jarang sekali digunakan. Hanya untuk sedikit menaikkan gengsi saja saat membuka dompet didepan banyak orang, hehehe…narsis dikit.
Namun sang kasir tak pernah kehabisan akal menerangkan banyak kegunaan Kartu Aku Alfamartku. Membuat pertahanan egoku runtuh dan menjadi member. Bila dipikir lumayan juga, bisa dapet discount di beberapa barang. Apalagi saat berbelanja banyak untuk kebutuhan pesta kakakku. Kartu Aku Alfamartku menjadi begitu menolong karena bisa menghemat beberapa ratus ribu.
Karena tiga alasan itulah, aku menemukan Cinta Pertamaku pada mini market Alfamart. Sayang, beberapa tahun kemudian gerai Cinta Pertamaku itu tutup. Entah apa sebabnya. Padahal aku telanjur Jatuh Cinta padanya. Dialah saksi perjalanan hidupku yang selalu pulang malam dari kantor.
Aku pun kehilangan.
Lima tahun kemudian, gerai Alfamart baru, muncul di depan Pasar Tanjungsari. Aku bersiap menyambutnya karena serasa menemukan kembali Cinta Pertamaku. Aku mulai rajin menyambanginya. Bersiap untuk CILABEKAM padanya. Ya.. Cinta Lama Bersemi Kembali..
Namun ada yang lebih menggelitik lagi dibenakku tentang CILABEKAM-ku itu. Kali ini aku tak mau kehilangan dia lagi. Bahkan aku ingin memiliki dia seutuhnya. Untuk lokasi tak masalah, aku sudah punya sebidang tanah di pinggir jalan yang cukup ramai. Dari masalah prosedur, sepertinya cukup mudah dan tak berbelit.
Tapi aku harus bersabar sejenak, kembali menabung untuk modal yang lain seperti gedung dan sebangsanya. Yang pasti aku sudah tak sabar untuk mempersunting Cinta Pertamaku. Seperti motto yang ada di kartu Kartu Aku Alfamartku. Bukti Kasih Untuk Anda.
Siapa bisa membantu….?

No comments:

Post a Comment