Friday 12 October 2012

ANGAN SEDERHANA UNTUK PLN


By Deddy k. Sumirta


Sejak hidup mandiri dan memiliki rumah sendiri di tahun 2000. Saya tak pernah mendapatkan masalah yang berarti dengan PLN. Dari proses penyambungan instalasi sampai pencatatan meteran dan lain-lain, semuanya lancar. Saya sendiri memang termasuk orang yang menyukai mempersiapkan segala sesuatunya lebih dini. Seperti mempersiapkan perangkat penerangan recharge yang tak pernah lupa di recharge. Untuk dipergunakan tatkala sambungan listrik tiba-tiba terputus atau mati seketika. Namun biasanya, listrik mati tiba-tiba seringnya terjadi saat musim penghujan tiba. Sampai saat ini aku tak pernah tahu alasannya kenapa. PLN bisa menjawab ?. Karena kalau di musim kemarau, hampir tak pernah terjadi kejadian serupa. Paling kalau ada kerusakan jaringan atau pemeliharaan jaringan. Hal ini biasanya diinformasikan dahulu lewat surat kabar atau pusat informasi PLN.
Konsumen PLN memang sudah sepantasnya tak perlu tahu mengenai dapur PLN. Kewajibannya kan hanya satu. Membayar rekening listrik tepat waktu. Dan sebagai konpensasinya, konsumen berhak mendapatkan pelayanan terbaik. Salah satunya ya.. aliran listrik yang tak pernah terputus. Siaga 24 jam sehari tanpa putus. Namun alangkah bijaksananya jika PLN juga menyebarkan informasi sebanyak-banyaknya pada konsumen, seperti jawaban atas pertanyaan saya di atas.
Masyarakat Indonesia kian cerdas kok. Tak terkecuali yang menetap di kampung kecil seperti saya. Bisa memilah-milah mana yang termaafkan atau tidak. Sebagai bangsa yang beradab, kita terkenal sebagai bangsa pemaaf, asal semua ada alasan yang terang benderang dan masuk akal.
Harapan yang lain pada PLN, adalah pemerataan teknologi. Tak hanya masyarakat kota besar saja yang bisa menikmati teknologi tercanggih listrik. Masyarakat pedesaan seperti saya juga ingin merasakannya. Misalnya teknologi listrik yang bisa dipergunakan juga sebagai akses internet yang murah meriah. Ketinggalan jaman ya ? Padahal saya pernah melihat beritanya beberapa tahun lalu di sebuah televisi swasta. Tapi gaungnya kok tak pernah kedengaran lagi. Kemana ya ? Atau malah saya yang ketinggalan informasinya ?... Hahaha… Siapa bisa membantu ?. Harapan yang sederhana dari seorang anak bangsa yang hidup di dusun yang cukup sunyi. Jauh dari hingar bingar kota yang gemerlap.
Yang saya dengar akhir-akhir ini malah beragam teknologi mobil listrik yang canggih. Semua elemen masyarakat dan institusi berlomba-lomba menciptakan mobil listrik. Ingatan saya malah membayangkan jalanan yang semakin macet dengan lautan mobil. Sekarang saja, jalan-jalan sudah menjadi sungai besar yang airnya mobil, meski bahan bakar sangat mahal dan langka. Bagaimana nanti kalau bensin sudah tergantikan oleh listrik yang tentunya lebih murah.

Ahh.. mungkin saya terlalu pesimis dan antipati ya, karena tak punya mobil seperti orang lain.. hehe. Bukan begitu juga kaleee… Di dusun yang sunyi seperti ini, untuk apa mobil ? sepeda saja sudah cukup. Yang lebih canggihan dikit, paling sepeda motor. Kalau sepeda motor berbahan bakar listrik saya sangat berminat ! Siapa yang berani memulainya ?

Yang tak kalah penting dari semuanya tentu masalah sumber listrik itu sendiri. Kalau boleh dibilang bahan baku ya itulah mungkin lebih jelasnya. Selama ini yang banyak terdengar hanyalah diversifikasi produk listrik. Semua kalangan berlomba menciptakan produk turunan yang baru dari listrik.

Yang akhir-akhir ini terdengar kencang adalah sumber energi listrik dari SAMPAH. Kata behurup enam dan berawalan S itu memang terdengar kurang sedap. Namun saat ini itulah sumber energi terbarukan yang menyedot minat dunia.

Meski teknologi listrik dari sampah tergolong Mahal, seperti kata menteri ESDM Jero Wacik (Menteri: Harga pembangkit listrik sampah mahal : Tuesday, 10 July 2012 23:11 : WASPADA ONLINE ). Namun menurut saya, hanya sampahlah harapan dunia saat ini yang paling menjanjikan sebagai bahan baku energi listrik.
Makanya langkah-langkah spektakuler pihak-pihak terkait di seluruh Indonesia pada pemanfaatan sampah patut diacungi jempol dan di dukung. Seperti :
1.                          keberhasilan PT Growth Asia di Medan yang berhasil membuat Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Biomassa yang terbuat dari limbah seperti cangkang sawit, jerami, dan lannya (WASPADA ONLINE, July 2012 23:11)
Pemerintah Kota Bandung dalam waktu dekat ini akan menggelar tender pengolahan sampah di tempat pembuangan sampah Gedebage. Sampah di tempat tersebut berpotensi menghasilkan listrik sebanyak 8 megawatt (MW) namun untuk mengolahnya butuh investasi sekitar US$ 90 juta. )KONTAN.co.id-

SURABAYA, (PRLM).- Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya meluncurkan pembangkit listrik tenaga sampah yang diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi persoalan sampah dan sebagai alternatif sumber energi. (PIKIRAN RAKYAT ONLINE :

“ General Manager PLN Distribusi Jakarta Raya (Disjaya) dan Tangerang Purnomo Willy mengatakan, PLN memiliki kewajiban membeli listrik yang berasal dari sumber energi terbarukan, seperti dari sampah. “Kami punya kewajiban membelinya, berapa pun harganya,” kata Willy (KOMPAS. Com)

No comments:

Post a Comment