Thursday 31 January 2013

Get Your Prosperity with……Bank Mandiri …




Awal tahun baru 2013 saya diundang seorang sepupu untuk bertandang ke rumahnya yang masih porak poranda. Kebetulan, dia baru saja membangun rumah baru. Biasa…. Hampir 75 persen dana membangun rumah disokong oleh sang mertua.
Sebelumnya, saya memang pernah diminta untuk merancang rumah impiannya. Sebagai saudara yang cukup dekat, saya tentu menyempatkan waktu untuk memenuhi permintaannya, disela-sela kepadatan waktu kerja. Dan menghadiahinya sebuah rancangan rumah sederhana yang cukup cantik.

Sayang, rumah baru yang diimpikan itu belum sepenuhnya rampung. Sokongan dana dari sang mertua mandeg ditengah jalan. Karena berebutan dengan kepentingan lain yang tak kalah urgent. Rumah baru pun menggantung. Istilah Sundanya, Ngan iuh wungkul…” ( Hanya cukup untuk berteduh ). Masih banyak pekerjaan yang belum diselesaikan. Kelihatannya memang pekerjaan kecil, namun finishing touch inilah yang cenderung menyedot dana yang cukup besar.


Saat ditemui, sepupu saya malah berkelakar dengan wajah muram bahwa dirinya terkena syndrome orang-orang yang sedang membangun rumah. Yakni Kuriak ( Awak kuru, banda beak ( Istilah sunda: Badan kurus kering, harta benda habis ). Saya menghiburnya dengan berkata bahwa :
“ Yang penting meski duit abis, tapi ada buktinya. Bukan abis dipakai untuk berfoya-foya! “
Sepupu sayapun hanya tersenyum sambil menghela nafas panjang. Dia bergumam, ingin sekali menyelesaikan rumahnya sesegera mungkin. Biar cukup layak untuk ditempati. Minimal pekerjaan fisik selesai semua. Biarlah mempercantiknya belakangan saja. Sedikit-sedikit jika dananya mulai ada.


Namun masalahnya tidak sampai disitu saja. Dia mempunyai anak yang sudah kelas tiga SMP. Sebentar lagi harus masuk SMA. Tentunya membutuhkan biaya masuk sekolah yang cukup besar pula. Apalagi sang gadis kecil bercita-cita masuk sekolah pharmasi. Uang masuknya lumayan menguras kantong, untuk pedagang kecil seperti dia.
Sehari-hari, sepupu saya berjualan penganan tradisional turun temurun di sebuah pasar. Bila musim kemarau, omzetnya cukup lumayan. Bahkan bisa mengalahkan penghasilan orang-orang kantoran yang menerima gaji setiap bulan. Tapi di musim penghujan seperti ini, omzet menjadi kurang menentu. Karena setiap hari selalu hujan.
Mana mungkin orang-orang sering minum es di musim penghujan. Praktis jualan dipasar hanya setengah hari saja. Karena biasanya begitu waktu menunjukkan pukul 12 siang, langit sudah mendung. Dan hujanpun turun.

Itu masih mending, dibandingkan bulan Desember-Januari. Dimana terjadi puncak-puncaknya musim hujan. Dari pagi sampai sore hujan turun tiada henti. Tidak mungkin jualan es ditengah air hujan yang deras mengalir. Di musim paceklik inilah, waktunya menguras tabungan sampai tandas, tas…tas….
Saya cukup prihatin dengan masalahnya. Ingin membantu secara materi, tapi gak bisa. Akhirnya saya menganjurkan dia untuk mengikuti jejak kakak saya yang lain. Mengikuti program Kredit Tanpa Agunan dari Bank Mandiri. Dua tahun lalu, kakak saya yang hanya seorang pedagang warteg, bisa mewujudkan impiannya mempunyai rumah lewat program KTA. Bulan depan bahkan sudah memasuki tahap kedua pembangunan rumahnya. Semua berkat program KTA yang dapat dicicil dengan program cicilan harian.


Mandiri Kredit Tanpa Agunan adalah kredit perorangan tanpa agunan dari Bank Mandiri untuk berbagai keperluan, yang diberikan kepada calon debitur yang memenuhi persyaratan. Kelebihan KTA adalah :
  • Tanpa Agunan
  • Cicilan Ringan
  • Limit kredit sampai dengan Rp. 200 juta
  • Jangka waktu kredit disediakan dalam 5 pilihan
  • Perlindungan Asuransi Jiwa 

Syarat-syarat untuk mengikuti program KTA adalah sbb :
  • Warga Negara Indonesia (WNI) & berdomisili di Indonesia
  • Umur minimum 21 tahun & maksimum 55 tahun (pada saat kredit lunas)
  • Memiliki pekerjaan / penghasilan tetap per bulan minimal: Rp. 2,5 juta (Jabodetabek - Bandung)
  • Memiliki pekerjaan / penghasilan tetap per bulan minimal: Rp. 2 juta (diluar Jabodetabek - Bandung)
  • Limit kredit maksimal 5 kali gaji (Rp.5 juta s/d. Rp. 200 juta)

Persyaratan dokumen yang diperlukan pun tidak ribet cukup dengan :

Jenis Dokumen
Pegawai
Profesional/
Wiraswasta
Slip Gaji
Kartu Kredit
Asli Formulir Aplikasi diisi lengkap
Copy KTP Pemohon
Asli/Salinan Slip Gaji


Copy Surat Ijin Praktek / Ijin Profesi (Professional) / SIUP


Asli Rekening Koran / Copy Rekening Tabungan

Copy Kartu Kredit (depan belakang) dan asli Tagihan 1 bulan terakhir

Untuk Pinjaman diatas Rp 50 juta
Copy NPWP / SPT



" Tapi saya bukan pegawai Kang! Penghasilanpun selalu pasang surut pada saat-saat tertentu. Pasti tak akan disetujui kreditnya “
Kekhawatiran sepupu saya cukup beralasan. Bagi orang awam seperti dia, pengetahuan mengenai Perbankan masih minim. Saya menganjurkannya untuk bertemu ‘konsultan keuangan’ dari Bank Mandiri yang memuluskan rencana masa depan kakak saya dulu. Bila bercerita dengannya, pasti ada solusi untuk masalah keuangan yang dihadapinya. Diapun setuju.


Sejauh yang saya tahu, Bank Mandiri banyak mengeluarkan produk-produk perbankan yang inovatif untuk nasabahnya. Seperti Mandiri Tabungan Berencana, Mandiri KPR, Mandiri Tabungan, Mandiri KTA dan Mandiri Kartu Kredit. Semua produk perbankan itu cukup efektif untuk memanjakan penggunanya. Tinggal memilih saja, Mana yang sesuai dengan kebutuhan penggunanya.


Tiga minggu kemudian sepupu saya kembali mengundang kami untuk makan-makan dirumahnya. Sambil berteriak kegirangan, dia menyambut saya di depan pintu rumah barunya. Rumahnya hampir 90 persen rampung. Wajahnya terlihat gembira.


“ Saya sudah dapat pinjamannya dari Bank Mandiri. Makasih ya sarannya! “

No comments:

Post a Comment