Monday 10 December 2012

Seks Tanpa Kondom, ….. No Way !!!



“ Sampai bulan Juni 2012. Penderita HIV/AIDS di Indonesia sudah mencapai 118.865 penderita. Terdiri dari 86.762 penderita HIV dan 32.103 orang penderita AIDS “.
" Biaya pengobatan HIV/AIDS di Indonesia per tahun mencapai US$ 65 juta. Namun biaya pengobatan itu sampai tahun 2015 masih ditalangi Global Fund. Setelah tahun 2015, Pemerintah RI harus menanggung biaya pengobatan HIV/AIDS menggunakan APBN. Makanya kalau kita tidak memanfaatkan anggaran sampai 2015 untuk berbenah, parah kita,"
Kata-kata diatas disampaikan Menteri Kesehatan RI Nafsiah Mboi.

Global Fund menganggap kita kurang efektif dalam upaya pencegahan HIV/AIDS, salah satunya sebabnya, yaitu didasarkan pada penggunaan Kondom di Indonesia masih minim "
Padahal pembelian Kondom komersial di Indonesia cukup tinggi, yakni mencapai 145 juta kondom sejak Januari hingga Oktober 2012. Jumlah itu diperkirakan meningkat menjadi 150 juta kondom akhir tahun ini.

Berdasar data Kementerian Kesehatan, pada tahun 2011, ada 61 persen lelaki pelaku hubungan seks dengan perempuan pekerja seks komersial yang menggunakan kondom. Persentase itu menurun 7 persen dari tahun 2007. Adapun pada waria, angka penggunaan kondom pada 2011 meningkat 2 persen menjadi 80 persen, dari empat tahun sebelumnya. Sedangkan pada hubungan lelaki seks lelaki (LSL), persentase penggunaan kondom menurun 1 persen dari 2007.

Apa sih sebenarnya peran Kondom dalam mencegah HIV/AIDS, hingga membuat para seliruh dunia saling berdebat ?. Mungkin ini sedikit jawabannya.
Kondom adalah alat kontrasepsi atau alat untuk mencegah kehamilan Disamping itu dikemudian hari, Sarung Latex ini dapat digunakan sebagai alat untuk mencegah penularan penyakit kelamin pada saat bersanggama.
Kondom biasanya dibuat dari bahan karet latex dan dipakaikan pada alat kelamin pria dalam keadaan ereksi sebelum bersanggama (bersetubuh) atau berhubungan suami-istri. Pada masa sekarang, ada pula Kondom khusus untuk perempuan. Prinsip kerjanya hampir mirip dengan Kondom untuk pria.

Istilah kondom pada awal sejarahnya, ada yang menyebutkan berasal dari nama sebuah kota, yaitu kota Condom yang terletak di provinsi Gascony, sebelah barat daya Perancis. Pria-pria dari kota Condom ini terkenal dengan sifatnya yang menyukai seks, kurang sabar, dan gampang marah.
Pendapat lain mengatakan, bahwa kata kondom diambil dari nama Dr.Condom, seorang dokter asal Inggris yang bergelar Pangeran. Yang hidup pada pertengahan tahun 1600. Dia yang mula-mula mengenalkan corong penutup penis untuk melindungi King Charles II dari penularan penyakit kelamin
Menurut Charles Panati, dalam bukunya Sexy Origins and Intimate Things, sarung untuk melindungi penis telah dipakai sejak berabad silam. Sejarah menunjukkan orang-orang Roma dan Mesir, menggunakan kulit tipis dari kandung kemih dan usus binatang sebagai sarung kelamin pria. Hal ini dilakukan untuk menghindari penyakit kelamin.
Baru pada abad ke 17, seorang dokter bernama Gabriello Fallopia, berkebangsaan Italia berhasil membuat sarung linen yang berukuran pas (fit) di bagian penis dan melindungi permukaan kulit. Penemuannya ini diuji coba pada 1.000 laki-laki dan sukses. Kondom di abad 17 ini berbentuk tebal dan dibuat dari usus binatang, selaput ikan atau bahan linen yang licin.

Namun karena Kondom dipandang mengurangi kenikmatan seksual dan tidak selalu manjur mencegah penularan penyakit (akibat penggunaan berulang kali tanpa dicuci), Kondom pun menjadi tidak populer dan jadi bahan olok-olok.
Meski begitu, Kondom tetap dipakai karena pada masa itu banyak pria yang khawatir tertular penyakit kelamin. A Classical Dictionary of the Vulgar Tongue yang terbit di London tahun 1785 menyebut kondom sebagai Usus Kambing Kering yang dipakai laki-laki dalam hubungan seks untuk mencegah penularan penyakit.

Kondom terus mengalami revolusi dari masa ke masa. Saat ini Kondom terbuat dari bahan lateks, poliuretan, dan poliisoprena. Bahan-bahan tersebut diyakini membantu dalam perlindungan terhadap kehamilan dan infeksi menular seksual.

Dari segi penampilan pun, Kondom terus bermetamorfosis hingga menjadi benda yang semakin cantik. Warna yang beragam, aroma dan wewangian yang beraneka. Ditambah lagi tekstur Kondom yang tak lagi hanya sekedar sebuah selaput karet licin. Bagi orang-orang tertentu, mungkin hal ini cukup berguna untuk mengembangkan fantasi yang sedikit nakal.

Bagi sebagian orang, menggunakan barang Discreet ini barangkali sudah tak menjadi masalah. Namun bagi yang akan memulainya, sebaiknya memperhatikan beberapa saran dibawah ini. Agar penggunaan Kondom menjadi efektif dan tepat guna.
1.      Kondom hanya untuk sekali pakai.
2.      Bagi pria yang tidak sunat, tarik dulu ujung kelamin (kulup) sebelum menyarungkan Kondom
3.      Sarungkan Kondom setelah kelamin ereksi.
4. Jika Kondom tak memiliki ujung reservoir (tempat sperma), cubit ujung kondom untuk meninggalkan ruang setengah inci untuk air mani yang terkumpul.
5.      Selagi mencubit sedikitnya setengah inci bagian ujung, tempatkan kondom terhadap alat kelamin dan buka gulungan itu sampai ke dasar.
6.      Jika kondom yang dipakai terasa robek saat berhubungan seks, segera berhenti dan mundur.
7.      Setelah ejakulasi dan sebelum alat kelamin menjadi licin, pegang tepi kondom dan hati-hati menarik diri dari pasangan.
8.      Cabut Kondom secara lembut agar air mani tidak tumpah keluar. Bungkus kondom yang telah digunakan ke dalam plastik, buang di tempat sampah agar aman dari jangkauan orang lain. Jangan membuangnya ke kloset karena Kondom dapat menyebabkan masalah di saluran pembuangan. Setelah itu, cuci tangan dengan sabun dan air.



Sebenarnya, seluruh dunia tak perlu repot dan rusuh dengan perdebatan tentang penggunaan Kondom. Andai semua manusia sadar dan berperilaku seks yang sehat. Setia pada pasangan dan tidak berperilaku di luar norma kewajaran.

Namun bukan Manusia namanya kalau tak membuat heboh dunia. Yang penting sekarang, masyarakat jangan Antipati lagi terhadap keberadaan Kondom. Sebagian fundamentalis banyak yang nyata-nyata menentang kampanye Kondom. Padahal untuk ukuran saat ini, Kampanye Penggunaan Kondom mutlak diberikan.

Bagi mereka yang menentang, coba sesekali tengoklah ke beberapa mini market dan apotek-apotek yang menyediakan Kondom. Banyak wajah-wajah Abg tak malu-malu membeli Kondom disana kok. Fenomena ini bukan hanya di kota saja. Di kampung-kampung juga sudah mulai mewabah kok.

Jadi… Segera bilang NO Way…. Untuk seks tanpa Kondom……….

No comments:

Post a Comment