Tuesday 11 December 2012

Tugas Pureit Indonesia…Yang Menyempurnakannya…



Kampung kami terletak di sebuah kota kecamatan yang mulai ramai. Sayangnya kehidupan kebanyakan warga di kampung kami tak jua ikut berubah menjadi lebih baik. Pembangunan demi pembangunan yang yang terus dilakukan sepertinya tak serta merta menyentuh kehidupan semua warga.
Toko swalayan, Bank, café, atau beberapa sektor ekonomi lain yang terus bermunculan, hanya teruntukkan bagi para pendatang saja. Mereka berbondong-bondong mendatangi kota kecamatan kami yang mulai riuh rendah.

Akhirnya, kampung kami menjadi tersisih dengan sendirinya. Terasing di tanah kelahirannya sendiri. Beberapa bukit yang semula hijau dengan hutan bambu. Mulai beralih fungsi menjadi tempat hunian dan berganti pemilik.
Beberapa sawah yang mengelilingi kampung pun ikut juga tergerus sedikit demi sedikit. Berganti wajah menjadi tempat pemancingan dan lapangan futsal.

Dunia memang perlu berubah. Namun tentunya harus dapat dinikmati juga oleh penghuni asli tempat tersebut. Tak hanya memakmurkan para pendatang saja. Kami memang bodoh. Tapi tolong ajari kami.

Dampak terbesar untuk kampung kami tentulah masalah Air. Karena lahan serapan Air hujan semakin berkurang. Bisa dipastikan saat musim kemarau, kampung kami menjadi kekurangan Air. Kala musim kemarau tiba, selalu saja memanggil penggali sumur untuk memperdalam sumur Air tanah milik kami.
Diperparah lagi dengan kualitas Air yang kurang bagus dibeberapa rumah milik warga. Mungkin karena jarak rumah yang semakin hari semakin rapat. Hingga jarak septic tank dan jarak sumur tempat mengambil Air tanah tak lagi ideal. Rasanya semakin sulit saja mencari air yang cukup Sehat untuk konsumsi sehari-hari. Tapi mau bagaimana lagi. Lawong keadaannya sudah seperti ini kok.

Untuk saya pribadi. Sampai sejauh ini tak pernah kekurangan Air. Sumur Air tanah milik kami tak pernah kering walau musim kemarau cukup panjang. Beda dengan tetangga lain yang cukup repot kala musim kemarau, karena harus menumpang mandi dan mengambil Air di sumur warga lain.
Itu semua dikarenakan sistim pengelolaan kawasan rumah yang diterapkan di rumah kami. Walau masih diterapkan secara sederhana. Cara penataan kawasan hunian yang selama ini kami lakukan adalah :

1.      Penempatan Sumur Air Tanah
Ditempatkan diantara beberapa saluran yang ditengarai menjadi saluran Air bawah tanah. Tentu dengan konsultasi khusus dengan ahli yang pandai mendeteksi sumber saluran Air bawah tanah. Jadi tidak asal gali begitu saja.
2.      Penempatan Septic Tank
Septic Tanc berjarak +/- 5 s/d 10 meter dari Sumur Air tanah. Supaya tidak terjadi crossing antara isi septic tank dengan saluran bawah Air tanah. Bahaya kalau tiba-tiba Air sumur terkontaminasi bakteri E-coli.
3.      Penataan Halaman
Halaman depan dan halaman belakang rumah semuanya ditanami rumput dan tumbuhan perdu yang dapat menyerap Air. Jangan biarkan halaman rumah ditutupi oleh lantai beton untuk alasan kepraktisan. Rumput sangat efektif menyerap Air hujan di musim penghujan.
4.      Pembuatan Lobang Pori
Di halaman, kami membuat beberapa lubang pori sedalam 1-2 meter dengan menggunakan pipa paralon diatasnya sepanjang 20-30 cm. Untuk menampung dan mengalirkan Air hujan jika terjadi kelebihan Air hujan karena tak bisa terserap oleh rumput.
5.      Pembuatan Sumur Serapan Air Kotor
Diujung batas hunian kami juga membuat lubang cukup besar untuk saluran pembuangan Air kotor. Jadi Air limbah yang dihasilkan rumah tangga tidak terbuang percuma ke saluran Air umum. Untuk mencegah jentik nyamuk, kami memelihara ikan lele dumbo dan ikan sapu-sapu. di saluran pembuangan itu. Permukaannya kami tutupi dengan pintu beton yang bisa tutup buka.

Walhasil dengan cara sederhana seperti diatas, kami tak lagi kesulitan Air bersih di waktu musim apapun. Air dapat ternikmati sepanjang musim. Bila musim penghujan, tempat kami tak pernah tergenang Air hujan. Meski Hujan terus mengguyur sepanjang hari. Memasuki musim kemarau pun, kami tenang-tenang saja. Karena Air tanah tetap tersedia melimpah.
Kamipun tak mencemari saluran Air umum dengan Air limbah yang dibuang secara sembarangan. Hingga tak mencemari daerah lain dan mencemari sungai di ujung-ujungnya.


Kenyamanan kami kian bertambah saat mengenal Pureit dari Unilever Indonesia. Water Purifier canggih itu membuat hidup kian mudah. Tak perlu repot lagi membeli dan mempersiapkan Air Sehat untuk minum. Semua didapatkan dari sumber mata Air yang ada di rumah sendiri. Dan Pureit menyempurnakannya agar bisa langsung diminum.
Kami punya sumber mata airnya. Tugas Pureit lah untuk menyempurnakannya menjadi layak konsumsi.

Terima kasih Tuhan. Terima kasih alam semesta. Terima kasih Pureit Indonesia.

No comments:

Post a Comment