By Deddy k. Sumirta
Sejak
hidup mandiri dan memiliki rumah sendiri di tahun 2000. Saya tak pernah
mendapatkan masalah yang berarti dengan PLN. Dari proses penyambungan instalasi
sampai pencatatan meteran dan lain-lain, semuanya lancar. Saya sendiri memang
termasuk orang yang menyukai mempersiapkan segala sesuatunya lebih dini.
Seperti mempersiapkan perangkat penerangan recharge yang tak pernah lupa di
recharge. Untuk dipergunakan tatkala sambungan listrik tiba-tiba terputus atau mati
seketika. Namun biasanya, listrik mati tiba-tiba seringnya terjadi saat musim
penghujan tiba. Sampai saat ini aku tak pernah tahu alasannya kenapa. PLN
bisa menjawab ?. Karena kalau di musim kemarau, hampir tak pernah
terjadi kejadian serupa. Paling kalau ada kerusakan jaringan atau pemeliharaan
jaringan. Hal ini biasanya diinformasikan dahulu lewat surat kabar atau pusat informasi PLN.
Konsumen
PLN memang sudah sepantasnya tak perlu tahu mengenai dapur PLN. Kewajibannya kan
hanya satu. Membayar rekening listrik tepat waktu. Dan sebagai konpensasinya,
konsumen berhak mendapatkan pelayanan terbaik. Salah satunya ya.. aliran
listrik yang tak pernah terputus. Siaga 24 jam sehari tanpa putus. Namun
alangkah bijaksananya jika PLN juga menyebarkan informasi sebanyak-banyaknya
pada konsumen, seperti jawaban atas pertanyaan saya di atas.
Masyarakat Indonesia kian cerdas
kok. Tak terkecuali yang menetap di kampung kecil seperti saya. Bisa
memilah-milah mana yang termaafkan atau tidak. Sebagai bangsa yang beradab,
kita terkenal sebagai bangsa pemaaf, asal semua ada alasan yang terang
benderang dan masuk akal.
Harapan
yang lain pada PLN, adalah pemerataan teknologi. Tak hanya masyarakat kota besar saja yang bisa
menikmati teknologi tercanggih listrik. Masyarakat pedesaan seperti saya juga
ingin merasakannya. Misalnya teknologi listrik yang bisa dipergunakan juga
sebagai akses internet yang murah meriah. Ketinggalan jaman ya ? Padahal saya
pernah melihat beritanya beberapa tahun lalu di sebuah televisi swasta. Tapi gaungnya
kok tak pernah kedengaran lagi. Kemana ya ? Atau malah saya yang
ketinggalan informasinya ?... Hahaha… Siapa bisa membantu ?. Harapan yang
sederhana dari seorang anak bangsa yang hidup di dusun yang cukup sunyi. Jauh
dari hingar bingar kota
yang gemerlap.
Yang
saya dengar akhir-akhir ini malah beragam teknologi mobil listrik yang canggih.
Semua elemen masyarakat dan institusi berlomba-lomba menciptakan mobil listrik.
Ingatan saya malah membayangkan jalanan yang semakin macet dengan lautan mobil.
Sekarang saja, jalan-jalan sudah menjadi sungai besar yang airnya mobil, meski
bahan bakar sangat mahal dan langka. Bagaimana nanti kalau bensin sudah
tergantikan oleh listrik yang tentunya lebih murah.
Ahh..
mungkin saya terlalu pesimis dan antipati ya, karena tak punya mobil seperti orang lain.. hehe. Bukan
begitu juga kaleee… Di dusun yang sunyi seperti ini, untuk apa mobil ? sepeda
saja sudah cukup. Yang lebih canggihan dikit, paling sepeda motor. Kalau sepeda
motor berbahan bakar listrik saya sangat berminat ! Siapa yang berani memulainya ?
Yang
tak kalah penting dari semuanya tentu masalah sumber listrik itu sendiri. Kalau
boleh dibilang bahan baku
ya itulah mungkin lebih jelasnya. Selama ini yang banyak terdengar hanyalah
diversifikasi produk listrik. Semua kalangan berlomba menciptakan produk
turunan yang baru dari listrik.
Yang
akhir-akhir ini terdengar kencang adalah sumber energi listrik dari SAMPAH.
Kata behurup enam dan berawalan S itu memang terdengar kurang sedap. Namun saat ini
itulah sumber energi terbarukan yang menyedot minat dunia.
Meski
teknologi listrik dari sampah tergolong Mahal, seperti kata menteri ESDM
Jero Wacik (Menteri: Harga pembangkit listrik sampah mahal : Tuesday, 10 July 2012 23:11 : WASPADA ONLINE ). Namun
menurut saya, hanya sampahlah harapan dunia saat ini yang paling menjanjikan
sebagai bahan baku
energi listrik.
Makanya
langkah-langkah spektakuler pihak-pihak terkait di seluruh Indonesia
pada pemanfaatan sampah patut diacungi jempol dan di dukung. Seperti :
1.
keberhasilan PT Growth Asia di Medan yang berhasil
membuat Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Biomassa yang terbuat dari limbah
seperti cangkang sawit, jerami, dan lannya (WASPADA ONLINE, July 2012 23:11)
2.
Pemerintah Kota Bandung dalam waktu dekat ini
akan menggelar tender pengolahan sampah di tempat pembuangan sampah Gedebage.
Sampah di tempat tersebut berpotensi menghasilkan listrik sebanyak 8 megawatt
(MW) namun untuk mengolahnya butuh investasi sekitar US$ 90 juta. )KONTAN.co.id-
Kamis, 07 Juni 2012 | 07:10 WIB)
3.
SURABAYA,
(PRLM).- Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya meluncurkan pembangkit listrik
tenaga sampah yang diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi
persoalan sampah dan sebagai alternatif sumber energi. (PIKIRAN RAKYAT ONLINE :Senin, 25/06/2012- 07:14)
Tentu masih banyak berita lain mengenai sumber energi listrik
dari sampah ini. Untuk PLN
sendiri, sebagai yang empunya listrik di Indonesia. Sudah sepantasnya
menjadi yang terdepan dalam hal ini. Bukan hanya sebagai pembeli saja.
“ General Manager PLN Distribusi Jakarta
Raya (Disjaya) dan Tangerang Purnomo Willy mengatakan, PLN memiliki kewajiban
membeli listrik yang berasal dari sumber energi terbarukan, seperti dari
sampah. “Kami punya kewajiban membelinya, berapa pun harganya,” kata Willy
(KOMPAS. Com) “
Tapi harus aktif juga
sebagai pelopor. Siapkah ?
No comments:
Post a Comment