Wednesday 17 September 2014

ADEAN KU KUDA BEUREUM




Keren karena barang pinjaman

Adean ku kuda beureum
Rika memegang surat tagihan kartu kredit dengan tangan gemetar. Ini tagihan kartu kredit ke 3 yang sampai ke tangannya pagi ini. Dua amplop tagihan sebelumnya sudah dibuka. Dan berhasil membuatnya terlonjak kaget dengan deretan angka-angka yang tertera. Bagaimana dengan yang ketiga ini? Pasti kisahnya akan serupa dengan yang tadi. Klimaknya tentu akan kembali membuat matanya terbelalak.


Sejak menggunakan kartu kredit, hidup Rika memang berubah total. Penampilannya bak sosialita kaya yang berseliweran dengan barang-barang mewah. Setiap hari berganti-ganti busana sesuai trend mode yang berlangsung. Apalagi bank-bank penyedia kartu kredit itu seolah berlomba-lomba menawarkan beragam kemudahan bagi dirinya untuk menggunakan kartu kredit yang mereka tawarkan. Hingga tanpa sadar, Rika memiliki sepuluh kartu kredit dari berbagai bank.

Semula Rika tak begitu tergoda untuk berbelanja. Niat awalnya hanya ingin gaya-gayaan, ketika membuka dompet isinya kartu kredit semua. Namun setiap bulan selalu mampir berbagai bulletin belanja di meja kerjanya. Lama-lama diapun tergiur untuk mencoba. Apalagi banyak program discount dan cicilan 0% yang ditawarkan, hingga dirinya tak kuasa menolak untuk tidak berbelanja. Ditambah lagi trend belanja on-line sedang marak dimana-mana. Sejak itulah, hamper setiap hari ada kurir datang ke rumah Rika mengirimkan barang belanjaan. Dan Rika pun cukup menggesekkan salah satu kartu kreditnya. Dan semua urusan menjadi beres.

Tanpa sadar kegilaan belanja Rika dimulai. Dari barang ece-ece yang tak penting hingga tas bermerk yang harganya diluar jangkauan nalar. Tahu-tahu kesepuluh kartu kredit Rika over limit. Seperti bulan ini, semua tabungannya habis. Bahkan dibulan-bulan berikutnya dia harus gigit jari karena cuma membawa struk gaji ke rumah. Sementara uangnya sudah habis untuk membayar cicilan.


Mau tak mau Rika terperosok menjadi gadis credit card yang terlilit utang hingga ratusan juta. Dia tak pernah mengerti, mengapa punya utang yang demikian besar. Utang sedemikian besar itu hanya berbentuk barang ece-ece yang tertumpuk begitu saja di dalam kamar. Kehidupannya jadi mirip gadis-gadis Cheomdangdong di Korea. Mereka rela hanya makan mi instan setiap hari. Demi gaya hidup mewah yang membungkus tubuhnya saat ke luar rumah. Walaupun semua yang dipakainya hanya barang kreditan.


Orang-orang jaman dulu ternyata begitu cerdas. Menciptakan peribahasa sederhana namun memiliki arti yang sangat dalam. Mungkin juga tren memuaskan nafsu untuk tampil mentereng sudah ada sejak jaman nenek moyang. Hanya belum ada penelitian secara khusus. Mengapa muncul peribahasa yang efeknya masih up to date hingga abad 21. Bahkan di jaman serba instan sekarang ini, peribahasa ‘Adean Ku Kuda Beureum’ seolah menemukan bentuk yang menakjubkan.


Tak hanya kalangan bawah yang terlilit utang. Kalangan ataspun, yang katanya ‘orang kaya’ tak luput dari utang. Bahkan ada yang bilang kalau ‘tak ada manusia di muka bumi yang tak punya utang’. Memang menyeramkan. Namun itulah kenyataan yang berlaku sekarang.

Kalau dulu, urusan ber-pamer-ria selalu berkaitan dengan hal-hal yang sifatnya untuk kesenangan. Misalnya perempuan yang berdandan heboh ketika kondangan. Namun saat ini, untuk urusan ritual keagamaanpun tak luput dari sentuhan pamer. Kelompok pengajian yang berlomba-lomba tampil heboh saat menghadiri tausiyah, contohnya. Apalagi ketika berkesempatan tampil di layar televisi. Bisa dipastikan mereka tampil dengan busana glamour dan perhiasan yang berkilauan. Tak pernah ada yang tampil seadanya dengan busana sederhana. Bahkan banyak diantaranya yang berusaha keras untuk tampil seperti artis-artis. Mungkin saja diantara mereka ada yang tampil ‘Adean Ku Kuda Beureum’. Karena semua barang yang dipakainya dibiayai dari hasil kreditan.


Ayoo.. dibeli Bu.. Ini cicilan bunga 0% untuk 12 bulan Lho..! 


“Tulisanini disertakan dalam kontes GA Sadar Hati – Bahasa Daerah Harus Diminati”

No comments:

Post a Comment