Kampung
kami terletak di sebuah kota
kecamatan yang mulai ramai. Sayangnya kehidupan kebanyakan warga di kampung
kami tak jua ikut berubah menjadi lebih baik. Pembangunan demi pembangunan yang
yang terus dilakukan sepertinya tak serta merta menyentuh kehidupan semua
warga.
Toko
swalayan, Bank, café, atau beberapa sektor ekonomi lain yang terus bermunculan,
hanya teruntukkan bagi para pendatang saja. Mereka berbondong-bondong
mendatangi kota
kecamatan kami yang mulai riuh rendah.
Akhirnya,
kampung kami menjadi tersisih dengan sendirinya. Terasing di tanah kelahirannya
sendiri. Beberapa bukit yang semula hijau dengan hutan bambu. Mulai beralih
fungsi menjadi tempat hunian dan berganti pemilik.
Beberapa
sawah yang mengelilingi kampung pun ikut juga tergerus sedikit demi sedikit.
Berganti wajah menjadi tempat pemancingan dan lapangan futsal.
Dunia
memang perlu berubah. Namun tentunya harus dapat dinikmati juga oleh penghuni
asli tempat tersebut. Tak hanya memakmurkan para pendatang saja. Kami memang
bodoh. Tapi tolong ajari kami.
Dampak
terbesar untuk kampung kami tentulah masalah Air. Karena lahan serapan Air hujan semakin berkurang. Bisa
dipastikan saat musim kemarau, kampung kami menjadi kekurangan Air. Kala musim kemarau tiba, selalu
saja memanggil penggali sumur untuk memperdalam sumur Air tanah milik kami.
Diperparah
lagi dengan kualitas Air yang
kurang bagus dibeberapa rumah milik warga. Mungkin karena jarak rumah yang
semakin hari semakin rapat. Hingga jarak septic tank dan jarak sumur tempat
mengambil Air tanah tak lagi
ideal. Rasanya semakin sulit saja mencari air yang cukup Sehat untuk konsumsi sehari-hari. Tapi
mau bagaimana lagi. Lawong keadaannya sudah seperti ini kok.
Untuk
saya pribadi. Sampai sejauh ini tak pernah kekurangan Air. Sumur Air tanah milik kami tak pernah
kering walau musim kemarau cukup panjang. Beda dengan tetangga lain yang cukup
repot kala musim kemarau, karena harus menumpang mandi dan mengambil Air di sumur warga lain.
Itu
semua dikarenakan sistim pengelolaan kawasan rumah yang diterapkan di rumah
kami. Walau masih diterapkan secara sederhana. Cara penataan kawasan hunian
yang selama ini kami lakukan adalah :
1.
Penempatan Sumur Air Tanah
Ditempatkan diantara beberapa saluran yang ditengarai menjadi saluran Air bawah tanah. Tentu dengan
konsultasi khusus dengan ahli yang pandai mendeteksi sumber saluran Air bawah tanah. Jadi tidak asal gali
begitu saja.
2.
Penempatan Septic Tank
Septic Tanc berjarak +/- 5 s/d 10 meter dari Sumur Air tanah. Supaya tidak terjadi
crossing antara isi septic tank dengan saluran bawah Air tanah. Bahaya kalau tiba-tiba Air sumur terkontaminasi bakteri
E-coli.
3.
Penataan Halaman
Halaman depan dan halaman belakang rumah semuanya ditanami rumput dan
tumbuhan perdu yang dapat menyerap Air.
Jangan biarkan halaman rumah ditutupi oleh lantai beton untuk alasan
kepraktisan. Rumput sangat efektif menyerap Air hujan di musim penghujan.
4.
Pembuatan Lobang Pori
Di halaman, kami membuat beberapa lubang pori sedalam 1-2 meter dengan menggunakan
pipa paralon diatasnya sepanjang 20-30 cm. Untuk menampung dan mengalirkan Air hujan jika terjadi kelebihan Air hujan karena tak bisa terserap
oleh rumput.
5.
Pembuatan Sumur Serapan Air Kotor
Diujung batas hunian kami juga membuat lubang cukup besar untuk saluran
pembuangan Air kotor. Jadi Air limbah yang dihasilkan rumah
tangga tidak terbuang percuma ke saluran Air umum. Untuk mencegah jentik
nyamuk, kami memelihara ikan lele dumbo dan ikan sapu-sapu. di saluran
pembuangan itu. Permukaannya kami tutupi dengan pintu beton yang bisa tutup
buka.
Walhasil
dengan cara sederhana seperti diatas, kami tak lagi kesulitan Air bersih di waktu musim apapun. Air dapat ternikmati sepanjang musim.
Bila musim penghujan, tempat kami tak pernah tergenang Air hujan. Meski Hujan terus
mengguyur sepanjang hari. Memasuki musim kemarau pun, kami tenang-tenang saja.
Karena Air tanah tetap tersedia
melimpah.
Kamipun
tak mencemari saluran Air umum
dengan Air limbah yang dibuang
secara sembarangan. Hingga tak mencemari daerah lain dan mencemari sungai di
ujung-ujungnya.
Kenyamanan
kami kian bertambah saat mengenal Pureit
dari Unilever Indonesia. Water Purifier canggih itu membuat
hidup kian mudah. Tak perlu repot lagi membeli dan mempersiapkan Air Sehat untuk minum. Semua didapatkan
dari sumber mata Air yang ada di
rumah sendiri. Dan Pureit
menyempurnakannya agar bisa langsung diminum.
Kami
punya sumber mata airnya. Tugas Pureit
lah untuk menyempurnakannya menjadi layak konsumsi.
No comments:
Post a Comment