“
Sampai bulan Juni 2012. Penderita HIV/AIDS di Indonesia sudah mencapai 118.865
penderita. Terdiri dari 86.762 penderita HIV dan 32.103 orang penderita AIDS “.
"
Biaya pengobatan HIV/AIDS di Indonesia per tahun mencapai US$ 65 juta. Namun
biaya pengobatan itu sampai tahun 2015 masih ditalangi Global Fund. Setelah
tahun 2015, Pemerintah RI harus menanggung biaya pengobatan
HIV/AIDS menggunakan APBN. Makanya kalau kita tidak memanfaatkan anggaran
sampai 2015 untuk berbenah, parah kita,"
Kata-kata
diatas disampaikan Menteri Kesehatan RI Nafsiah Mboi.
Global Fund menganggap kita kurang efektif dalam upaya pencegahan HIV/AIDS,
salah satunya sebabnya, yaitu didasarkan pada penggunaan Kondom di Indonesia
masih minim "
Padahal
pembelian Kondom komersial di Indonesia
cukup tinggi, yakni mencapai 145 juta kondom sejak Januari hingga Oktober 2012.
Jumlah itu diperkirakan meningkat menjadi 150 juta kondom akhir tahun ini.
Berdasar
data Kementerian Kesehatan, pada tahun 2011, ada 61 persen lelaki pelaku
hubungan seks dengan perempuan pekerja seks komersial yang menggunakan kondom.
Persentase itu menurun 7 persen dari tahun 2007. Adapun pada waria, angka
penggunaan kondom pada 2011 meningkat 2 persen menjadi 80 persen, dari empat
tahun sebelumnya. Sedangkan pada hubungan lelaki seks lelaki (LSL), persentase
penggunaan kondom menurun 1 persen dari 2007.
Apa
sih sebenarnya peran Kondom dalam mencegah HIV/AIDS, hingga membuat para seliruh
dunia saling berdebat ?. Mungkin ini sedikit jawabannya.
Kondom
adalah alat kontrasepsi atau alat untuk mencegah kehamilan Disamping itu dikemudian
hari, Sarung Latex ini dapat
digunakan sebagai alat untuk mencegah penularan penyakit kelamin pada saat
bersanggama.
Kondom
biasanya dibuat dari bahan karet latex dan dipakaikan pada alat kelamin pria
dalam keadaan ereksi sebelum bersanggama (bersetubuh) atau berhubungan
suami-istri. Pada masa sekarang, ada pula Kondom khusus untuk perempuan.
Prinsip kerjanya hampir mirip dengan Kondom untuk pria.
Istilah
kondom pada awal sejarahnya, ada yang menyebutkan berasal dari nama sebuah kota, yaitu kota Condom yang terletak di provinsi Gascony, sebelah barat
daya Perancis. Pria-pria dari kota
Condom ini terkenal dengan sifatnya yang menyukai seks, kurang sabar, dan
gampang marah.
Pendapat
lain mengatakan, bahwa kata kondom diambil dari nama Dr.Condom, seorang dokter asal Inggris yang bergelar Pangeran. Yang
hidup pada pertengahan tahun 1600. Dia yang mula-mula mengenalkan corong penutup
penis untuk melindungi King Charles II dari penularan penyakit kelamin
Menurut
Charles Panati, dalam bukunya Sexy
Origins and Intimate Things, sarung untuk melindungi penis telah dipakai
sejak berabad silam. Sejarah menunjukkan orang-orang Roma dan Mesir,
menggunakan kulit tipis dari kandung kemih dan usus binatang sebagai sarung kelamin pria. Hal ini dilakukan
untuk menghindari penyakit kelamin.
Baru
pada abad ke 17, seorang dokter bernama Gabriello
Fallopia, berkebangsaan Italia berhasil membuat sarung linen yang berukuran
pas (fit) di bagian penis dan melindungi permukaan kulit. Penemuannya ini diuji
coba pada 1.000 laki-laki dan sukses. Kondom di abad 17 ini berbentuk tebal dan
dibuat dari usus binatang, selaput ikan atau bahan linen yang licin.
Namun
karena Kondom dipandang mengurangi kenikmatan seksual dan tidak selalu manjur
mencegah penularan penyakit (akibat penggunaan berulang kali tanpa dicuci), Kondom pun menjadi tidak populer dan
jadi bahan olok-olok.
Meski
begitu, Kondom tetap dipakai karena pada masa itu banyak pria yang khawatir
tertular penyakit kelamin. A Classical Dictionary of the Vulgar Tongue
yang terbit di London
tahun 1785 menyebut kondom sebagai Usus Kambing
Kering yang dipakai laki-laki dalam hubungan seks untuk mencegah penularan
penyakit.
Kondom
terus mengalami revolusi dari masa ke masa. Saat ini Kondom terbuat dari bahan lateks, poliuretan, dan poliisoprena.
Bahan-bahan tersebut diyakini membantu
dalam perlindungan terhadap kehamilan dan infeksi menular seksual.
Dari
segi penampilan pun, Kondom terus bermetamorfosis hingga menjadi benda yang semakin
cantik. Warna yang beragam, aroma dan wewangian yang beraneka. Ditambah lagi
tekstur Kondom yang tak lagi hanya
sekedar sebuah selaput karet licin. Bagi orang-orang tertentu, mungkin hal ini
cukup berguna untuk mengembangkan fantasi yang sedikit nakal.
Bagi
sebagian orang, menggunakan barang Discreet
ini barangkali sudah tak menjadi masalah. Namun bagi yang akan memulainya,
sebaiknya memperhatikan beberapa saran dibawah ini. Agar penggunaan Kondom
menjadi efektif dan tepat guna.
1.
Kondom hanya untuk sekali pakai.
2.
Bagi pria yang tidak sunat, tarik dulu ujung kelamin
(kulup) sebelum menyarungkan Kondom
3.
Sarungkan Kondom setelah kelamin ereksi.
4. Jika Kondom tak memiliki ujung reservoir (tempat
sperma), cubit ujung kondom untuk meninggalkan ruang setengah inci untuk air
mani yang terkumpul.
5.
Selagi mencubit sedikitnya setengah inci bagian ujung,
tempatkan kondom terhadap alat kelamin dan buka gulungan itu sampai ke dasar.
6.
Jika kondom yang dipakai terasa robek saat berhubungan
seks, segera berhenti dan mundur.
7.
Setelah ejakulasi dan sebelum alat kelamin menjadi
licin, pegang tepi kondom dan hati-hati menarik diri dari pasangan.
8.
Cabut Kondom secara lembut agar air mani tidak tumpah
keluar. Bungkus kondom yang telah digunakan ke dalam plastik, buang di tempat
sampah agar aman dari jangkauan orang lain. Jangan membuangnya ke kloset karena
Kondom dapat menyebabkan masalah di saluran pembuangan. Setelah itu, cuci tangan
dengan sabun dan air.
Sebenarnya, seluruh dunia tak perlu repot dan rusuh dengan perdebatan
tentang penggunaan Kondom. Andai semua manusia sadar dan berperilaku seks yang
sehat. Setia pada pasangan dan tidak berperilaku di luar norma kewajaran.
Namun bukan Manusia namanya kalau tak membuat heboh dunia. Yang penting
sekarang, masyarakat jangan Antipati lagi terhadap keberadaan Kondom. Sebagian
fundamentalis banyak yang nyata-nyata menentang kampanye Kondom. Padahal untuk
ukuran saat ini, Kampanye Penggunaan Kondom mutlak diberikan.
Bagi mereka yang menentang, coba sesekali tengoklah ke beberapa mini
market dan apotek-apotek yang menyediakan Kondom. Banyak wajah-wajah Abg tak
malu-malu membeli Kondom disana kok. Fenomena ini bukan hanya di kota saja. Di kampung-kampung
juga sudah mulai mewabah kok.
Jadi… Segera bilang NO Way…. Untuk seks tanpa Kondom……….
No comments:
Post a Comment